【JKT48劇場特集】Wujudkan Impian Melalui Minat
“Dari kepompong menjadi kupu-kupu yang cantik” Itulah kalimat yang sering diucapkan Ghaida Farisya (17) saat memperkenalkan diri sebagai salah seorang personil dari JKT48, sister group AKB48 pertama di luar Jepang.
Dari seorang gadis biasa, pencinta animasi dan budaya J-Pop yang sebelumnya se-ring datang ke acara kebudayaan Jepang sambil bercosplay, Ghaida kini menjadi anggota JKT48 yang terkenal dengan semangat dan gaya tomboinya.
Saat dinyatakan lolos audisi pada Oktober 2011 silam, Ghaida mengaku sempat tidak percaya. “Tidak pernah terpikir gadis biasa seperti saya dapat terpilih menjadi anggota JKT48”, ujarnya.
Awalnya, gadis kelahiran Pandeglang, Banten ini mengikuti audisi JKT48 karena mengidolakan Miyazawa Sae, salah seorang personil AKB48.
Cita-citanya untuk bertemu dan satu panggung dengan Miyazawa, serta datang ke Akihabara, pusat kegiatan AKB48, akhirnya terwujud saat konser “AKB48 Kohaku Uta Gassen” di Tokyo Dome, tanggal 20 Desember 2011 silam.
“Akiba (Akihabara) itu dunia saya. Di sana pusatnya toko-toko anime”, ungkap gadis yang mengidolakan dan menganggap Kamen Raider sebagai pria idamananya.
Ghaida yang baru lulus SMA, mengaku sedang giat belajar bahasa Jepang, karena kecintaannya terhadap budaya J-Pop, khususnya manga yang sudah dikenalnya sejak usia 3 tahun, bahkan koleksinya sudah mencapai 500 jilid. “Saya ingin belajar bahasa Jepang dari dasar, supaya bisa lancar berbicara dengan bahasa Jepang”, ujar Ghaida.
Tidak hanya menyukai manga, Ghaida juga sangat menyukai grup musik visual kei Jepang. Meskipun K-Pop (Korea) saat ini sedang menjamur di kalangan anak muda, namun Ghaida mengaku tetap menyukai musik Jepang yang cenderung memperlihatkan perkembangan artis dari waktu ke waktu.
“Kalau hanya melihat kecantikan atau ketampanan saja itu membosankan. Saya lebih tertarik dengan keunikan tata rias dan penampilan grup musik seperti visual kei”.